Wednesday, June 3, 2009

Ketika Semua Keinginan Saya Terpenuhi

Di dalam tradisi saya, para bhikkhu tidak diperkenankan menerima, memiliki, atau memegang uang, apapun macamnya. Kami ini begitu miskinnya sampai-sampai mengacaukan statistik pemerintah.

Kami hidup sederhana dengan sukarela, hidup dari pemberian bersahaja dari para penyantun awam kami. Bagaimanapun juga, tidak jarang kami mendapatkan tawaran sesuatu yang istimewa.

Saya telah membantu seorang pria Thai yang punya masalah pribadi. Sebagai ungkapan terima kasih, dia berkata kepada saya: “Bhante, saya ingin memberikan sesuatu untuk keperluan pribadi anda. Apa yang bisa saya berikan untuk anda seharga 500 baht?” Adalah lazim untuk menyebutkan jumlah saat mengajukan suatu penawaran, untuk menghindari kesalahpahaman. Karena saya tidak bisa langsung memutuskan apa yang saya inginkan dan di pun dalam keadaan terburu- buru, kami sepakat bahwa saya akan memberitahukan keputusan saya pada kedatangan dia lagi.

Sebelum kejadian itu, saya adalah seorang bhikkhu kecil yang bahagia. Tetapi sekarang saya mulai merenungkan apa saja yang saya inginkan. Saya lalu membuat sebuah daftar. Daftar itu terus bertambah panjang. Segera saja, 500 baht menjadi tidak cukup. Tetapi begitu sulit mencoret sesuatu dari daftar itu.



Keinginan memunculkan dirinya entah dari mana dan memperkokoh diri menjadi kebutuhan yang mutlak. Dan daftar itu terus bertambah. Sekarang, 5000 baht pun tidak cukup!

Melihat apa yang terjadi, saya membuang daftar keinginan itu jauh- jauh. Pada hari berikutnya, saya bilang kepada dermawan saya untuk menyumbangkan saja 500 baht itu untuk pembangunan vihara atau untuk alasan lain yang baik. Saya tidak menginginkannya. Apa yang paling saya inginkan adalah untuk mendapatkan kembali rasa kecukupan hati yang pernah saya miliki pada hari- hari sebelumnya. Ketika saya tak punya uang, ataupun cara- cara untuk mendapatkan sesuatu, itulah saatnya ketika segala keinginan saya terpenuhi.

Keinginan itu tidak ada batasnya. Bahkan satu juta baht pun tidaklah cukup, pun satu milliar dollar. Namun, “bebas dari keinginan” itu ada batasnya. Itulah saat ketika anda tak menginginkan apa-apa. Rasa berkecukupan adalah satu-satunya saat tatkala hati anda merasa cukup.

Sumber: Buku Membuka Pintu Hati oleh Ajahn Brahm

No comments:

Post a Comment