Wednesday, June 3, 2009

Biarkan

Terlalu antusias mengubah atau mempercepat sesuatu justru akan merusaknya.

Alkisah ada seorang anak petani, di negeri Song yang tidak sabaran. Melihat padi yang ditanam ayahnya di sawah tumbuh sangat lambat, ia berinisiatif untuk mempercepat pertumbuhannya dengan cara menarik sedikit semainya keatas. Setelah selesai mengerjakan semuanya dan merasa telah berhasil menambah tinggi tanaman-tanaman padi tersebut, ia pulang dengan perasaan gembira dan puas. Beberapa hari kemudian ia kembali ke sawah untuk melihat tanaman padinya. Ternyata semua tanaman padinya telah layu dan mati.

Adakalnya sesuatu harus dibiarkan harus berjalan secara alami, tidak dapat dipaksa atau dipercepat; kalaupun bisa dipercepat hanya dalam batas tertentu. Namun demikian, ada orang-orang yang ingin semua proses berjalan cepat, lalu mereka memperingkas prosesnya dan mempersingkat tenggat waktunya. Mereka tidak menyadari bahwa hal ini justru dapat memperlambat pencapaian tujuan dan menunda kesuksesan. Perasaan tergesa-gesa, ingin cepat berhasil, dan tidak terfokus pada hal yang sedang dikerjakan membuat semuanya menjadi tidak efektif dan tidak efisien. Ingin cepat untung malah buntung.

Cerita tambahan:

Ada kisah lain yang sangat relevan dengan peribahasa diatas yaitu mengenai seorang pemuda yang ingin belajar kungfu. Saat bertemu dengan guru kungfunya ia berkata, “Berapa lama lagi waktu yang saya butuhkan untuk menguasainya?” Guru tersebut menjawab, “Sepuluh tahun.” Dengan tidak sabar, pemuda itu berkata lagi, “tetapi saya ingin menyelesaikan lebih cepat daripada itu. Saya bisa bekerja dengan sangant keras dan menggunakan lebih banyak waktu untuk latihan dibanding murid lainnya. Berapa lama lagi waktu yang saya butuhkan untuk menguasainya?” Guru itu berpikir sejenak lalu menjawab, “Dua puluh tahun.”

No comments:

Post a Comment